Selasa, 25 April 2017 21:12

Mola Hidatidosa

Written by
Rate this item
(0 votes)

Kompetensi  :  2
Sistem Terkait :  Reproduksi
Fisiologi Terkait :  
Anatomi Terkait :  
Keyword :  Gangguan pada Kehamilan

Kompetensi  :  2
Sistem Terkait :  Reproduksi
Fisiologi Terkait :  
Anatomi Terkait :  
Keyword :  Gangguan pada Kehamilan

Definisi

Mola Hidatidosa adalah Kehamilan yg abnormal di mana hampir seluruh vili chorialis mengalami degenerasi hidropik.

  • Terjadi degenerasi hidropik dr jar. Trofoblas pd usia kehamilan muda.
  • Kadar B-HCG meningkat sangat tinggi, menyebabkan timbul gejala2 kehamilan muda yg berlebihan.
  • Nama lain : Hamil Anggur
  • Mola hidatidosa adalah bagian dari penyakit trofoblastik gestasional, yang disebabkan oleh kelainan pada villi khorionik yang disebabkan oleh proliferasi trofoblastik dan edem

Epidemiologi :

Etiologi

 Faktor Resiko :

  • Usia ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
  • Pernah mengalami kehamilan mola sebelumnya
  • Risiko meningkat sesuai dengan jumlah abortus spontan
  • Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan kontraseptif oral

Klasifikasi

 Klasifikasi :

  1. Mola hidatidosa Klasik/ Komplit
    Tanda :
    • Tidak terdapat janin atau bagian tubuh janin
    • Ciri histologik :  ada gambaran ploriferasi trofoblas, degenerasi hidropik vili chorialis dan berkurangnya vaskularisasi/ kapiler dalam stroma
  2. Mola Hidatidosa parsial / Inkomplit
    Tanda :
    • Terdapat jani atau bagian tubuh janin
    • Ciri histologik : terdapat jaringan plasenta yang sehat dan fetus
    Gambaran : edema vili hanya lokal ploriferasi trofoblas hanya ringan dan terbatas pada lap. sinsitiotrofoblas

Gambar 1. Tipe Mola Hidatidosa

tipe_mola_hidatidosa.png

klasifikasi_mola.png

Patogenesis

//Gambar Patogenesis//

  • B-HCG meningkat → Aktifitas ovarium meningkat (ovarium kistik) → Estogen tinggi → Efek hipertiroidisme dr aktifitas B-HCG yg tinggi.
  • Mola Hidatidosa: Hubungan dengan Hipertiroid : Hydatidiform Mole → Extremely high hCG level → mimic TSH → Hyperthyroidis

Patofisiologi

//Gambar Patofisiologi//

Diagnosis

Anamnesis
  • Perdarahan pervaginam berupa bercak hingga berjumlah banyak
  • Mual dan muntah hebat
  • Ukuran uterus lebih besar dari usia kehamilan
  • Tidak ditemukan janin intrauteri
  • Nyeri perut
  • Serviks terbuka
  • Keluar jaringan seperti anggur, tidak ada janin
  • Takikardi, berdebar-debar (tanda-tanda tirotoksikosis)
  • Perdarahan : karena tekanan mola pd dinding uteri.
  • Gejala kehamilan muda berlebih : hiperemesis, hipertiroid, preeklampsia, anemia.
Pemeriksaan Fisik

Tipe Komplit :

  • Perdarahan pervaginam setelah amenorea (prune juice, merah tua akibat darah yang mengalami oksidasi)
  • TIrotoksikosis
  • Keluar jaringan seperti buah anggur
  • Uterus membesar secara abnormal dan menjadi lunak
  • Hipertiroidism
  • Kista ovarium lutein
  • Hiperemesis dan pregnancy induced hypertension → akibat hCG yang terlalu tinggi
  • Peningkatan hCG 100,000 mIU/mL

Tipe Parsial : 

  • Perdarahan pervaginam
  • DJJ (-)
  • Hiperemesis sangat jarang → hCG tidak terlalu tinggi
  • Seperti tipe komplit hanya lebih ringan
  • Biasanya didiagnosis sebagai aborsi inkomplit/ missed abortion
  • Uterus kecil atau sesuai usia kehamilan
  • Tanpa kista lutein
Differential Diagnosis
  1.  
Pemeriksaan Penunjang
  1. Pemeriksaan kadar hCG → sangat tinggi, tidak sesuai usia kehamilan (mola komplit)
  2. Pemeriksaan USG : **Penegakkan diagnosis kehamilan mola dapat dibantu dengan pemeriksaan USG.
    • Komplit: ditemukan adanya gambaran vesikuler atau badai salju yang merupakan karakteristik pembengkakan vili korionik yang difus dan vesikuler → snow storm/ honeycomb
    • Partial: terdapat bakal janin dan plasenta. swiss cheese pattern dan plasenta yang membesar. Gambaran swiss cheese pattern menandakan adanya ruang-ruang kistik yang ditemukan pada pemeriksaan USG. Selain pada mola parsial, gambaran swiss cheese juga dapat ditemukan pada kasus lain, seperti plasenta akreta
  3. Pemeriksaan Doppler → tidak ditemukan adanya denyut jantung janin
Pendekatan Diagnosis

 Komplikasi: penyakit trofoblas ganas (termasuk koriokarsinoma)1

  1. Mola invasif (destruens)
    • Jaringan mola menembus miometrium → dapat menyebabkan perforasi uterus dan perdarahan intraabdominal
    • Metastasis : Daerah pelvis atau jauh
  2. Koriokarsinoma
    • Perbedaan dengan mola destruens: tidak ada vili korionik, tumbuh dalam pola bifasik (sinsitio dan sitotrofoblas) 
    • Tumbuh cepat dan bermetastasis dalam waktu singkat
  3. Plasental-Site Trophoblastic Tumor
    • Tumbuh dari trofoblas ditempat implantasi plasenta
    • Diferensiasi terutama sitotrofoblas, sedikit sinsitiotrofoblas → kadar HCG lebih rendah dari koriokarsinoma

Gejala dan Tanda Komplikasi1

  • Nyeri abdominal → metastasis hati/ GI
  • Hemoperitoneum
  • Perdarahan hingga syok hematologik
  • Defisit neurologis: letargi-koma → metastasis otak
  • Jaundice → bila metastasis menyebabakn obstruksi bilier
  • Kadar HCG serum menetap atau meningkat pada pasien observasi setelah mola hidatidosa
  • Metastasis ke saluran genital bawah: papul ungu kehitaman atau nodul, sangat vaskular dan dapat berdarah hebat saat biopsi

Gambar 2. USG Mola Hidatidosa

parsial_dan_komplit_mola_hidatidosa.png

Tatalaksana

Prinsip

Tatalaksana Umum : 

  1. Perhatian! Kasus ini tidak boleh ditatalaksana pada fasilitas kesehatan dasar, ibu harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
  2. Jika serviks tertutup, pasang batang laminaria selama 24 jam untuk mendilatasi serviks.
  3. Siapkan darah untuk transfusi, terutama pada mola berukuran besar.

Tatalaksana khusus : 

  1. Lakukan evakuasi dengan menggunakan Aspirasi Vakum Manual (AVM) dan kosongkan isi uterus secara cepat (lihat Lampiran A.3 dan A.4). Pastikan tersedia tiga tabung AVM yang siap dipakai karena banyaknya jaringan yang dievakuasi. Aspirasi vakum elektrik lebih diutamakan bila tersedia.
  2. Sementara proses evakuasi berlangsung, pasang infus oksitosin 10 unit dalam 500 ml NaCl 0.9% atau RL dengan kecepatan 40-60 tetes/menit untuk mencegah perdarahan.
  3. Ibu dianjurkan menggunakan kontrasepsi hormonal bila masih ingin memiliki anak, atau tubektomi bila ingin menghentikan kesuburan

Selanjutnya ibu dipantau:

  1. Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu.
  2. Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut, ibu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier yang mempunyai fasilitas kemoterapi.
  3. HCG urin yang belum memberi hasil negatif setelah 8 minggu juga mengindikasikan ibu perlu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier.

  • Perhatikan sindroma yg mengancam fungsi vital (depresi nafas, hipertiroid), siap resusitasi bila keadaan umum pasien buruk.
  • Evakuasi Jar. Mola → Dilatasi Kuretase dgn hisap (suction) dan kuret tajam.
  • Pd wanita yg tdk mengharapkan anak lg dpt dianjurkan histerktomi.
  • Follow up → kontrol thdp progresifitas menjadi trofoblas ganas (koriokarsinoma).
Non-Farmakoterapi  
Farmakoterapi

 

Tatalaksana Lain
  1. Kuretase dengan kuret vakum
    • dilakukan pemeriksaan PA pada seluruh jaringan kerokan
    • 7-10 hari setelah kuret tumpul dilakukan kuretase tajam untuk memastikan uterus benar-benar kosong dan memeriksa tingkat proliferasi sisa-sisa trofoblas yang dapat ditemukan
Respon Terapi  

Algoritma Mola Hidatidosa

1618686644.jpg

Prognosis

Prognosis

  • Quo Ad vitam : 
  • Quo Ad functionam : 
  • Quo Ad sanationam : 
Read 1734 times Last modified on Sabtu, 31 Juli 2021 13:54

Latest from Mimin

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.

Konsol Debug Joomla!

Sesi

Informasi Profil

Penggunaan Memori

Queri Database