Rabu, 17 Mei 2017 22:05

Vaginosis Bakterialis / Bakterial Vaginosis / VB

Written by
Rate this item
(0 votes)

vb.png

Kompetensi  :  4A
Sistem Terkait :  Reproduksi
Fisiologi Terkait :  
Anatomi Terkait :  
Keyword :  Infeksi

vb.png

Kompetensi  :  4A
Sistem Terkait :  Reproduksi
Fisiologi Terkait :  
Anatomi Terkait :  
Keyword :  Infeksi

Definisi

Vaginosis Bakterialis adalah sindrom klinik akibat pergantian Lactobacillus Spp penghasil hidrogen peroksida (H2O2) yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi

  • (contoh : Bacteroides Spp,Mobilincus Spp), Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma hominis.
  • Jadi, bakterial vaginosis bukan suatu infeksi yang disebabkan oleh suatu organisme, tetapi timbul akibat perubahan kimiawi dan pertumbuhan berlebih dari bakteri yang berkolonisasi di vagina.
  • Vaginosis Bakterialis adalah sindrom klinik akibat pergantian Lactobacillus Spp penghasil hidrogen peroksida (H2O2) yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi 
  • bakterial vaginosis bukan suatu infeksi yang disebabkan oleh suatu organisme, tetapi timbul akibat perubahan kimiawi dan pertumbuhan berlebih dari bakteri yang berkolonisasi di vagina.

Epidemiologi :

Etiologi

Etiologi :

  • akibat pergantian Lactobacillus Spp penghasil hidrogen peroksida (H2O2) yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi
  • (contoh : Bacteroides Spp,Mobilincus Spp), Gardnerella vaginalis, dan Mycoplasma hominis.
  • Pergantian Lactobacillus Spp penghasil hidrogen peroksida (H2O2) yang merupakan flora normal vagina dengan bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi 1

Mikroorganisme : Gardnerella vaginalis 1

  • Mycoplasma hominis 1
  • Prevotella sp.
  • Mobiluncus Sp.
  • Mycoplasma, Bacteroides
  • Peptostreptococcus
  • Ureaplasma urealyticum
  • Eubacterium
  • Fusobacterium
  • Veilonella
  • Streptococcus viridans
  • Atopobium vaginae

Faktor resiko

  • BV berhubungan dengan seks multipartner
  • Douching
  • Jumlah lactobacillus (flora normal vagina) turun
  • Semakin sering berhubungan seks → semakin beresiko
  • Semakin jarang berhubungan seks → semakin rendah resiko

Patogenesis

//Gambar Patogenesis//

Patofisiologi

//Gambar Patofisiologi//

Diagnosis

Anamnesis
  • Keluhan gatal-gatal
  • Keputihan yang abnormal
  • Perih pada perineum saat BAK
Pemeriksaan Fisik
  • Keputihan Encer dan bau amis
  • Pemeriksaan pH > 4,5 
  • Didapatkan keputihan yang homogen
  • Labia, introitas, serviks dapat normal maupun didapatkan tanda servisitis.
  • Keputihan biasanya terdapat banyak di fornix posterior
  • Dapat ditemukan gelembung pada keputihan
Differential Diagnosis
  1. Candidiasis  
  2. Sifilis  
  3. Kondiloma Akuminata 
  4. Tricomonas 
Pemeriksaan Penunjang
  1. Pemeriksaan Gram (Pemeriksaan Gram)
  2. Pemeriksaan Mikroskopis
    • Khas : Clue cell 
    • Pemeriksaan mikroskopis cairan keputihan harus memenuhi 3 dari 4 kriteria Amsel untuk menegakkan diagnosis bakterial vaginosis
  3. IMF test : untuk bau amisnya
  4. Kultur bakteri
    • didapatkan bakteri Bakteri gram negatif, fakultatif anaerob
    • berada di vagina karena lactobacillus menurun
Pendekatan Diagnosis

Kriteria Amsel : **Terpenuhi 3 dari 4

  1. Duh tubuh homogen putih keabuan
  2. Sediaan basah dengan larutan NaCI fisiologis atau sediaan apus dengan pewarnaan Gram ditemukan clue cells 
  3. pH vagina >4.5
  4. Whiff test (+): Duh tubuh berbau amis (fishy odor sebelum atau sesudah ditetesi KOH 10%, sebagai akibat dari pelepasan amina yang merupakan produk metabolisme bakteri

Komplikasi Umum

  • Endometritis, penyakit radang panggul, sepsis paskaaborsi, infeksi paskabedah, infeksi paskahisterektomi, peningkatan risiko penularan HIV dan IMS lain

Komplikasi obstetrik

  • Keguguran, lahir mati, perdarahan, kelahiran prematur, persalinan prematur, ketuban pecah dini, infeksi cairan ketuban, endometritis paskapersalinan dan kejadian infeksi daerah operasi (IDO)

Gambar 3. Tatalakasana

dd vb

  Candidiasis Vaginosis Bakterialis Sifilis Kondiloma Akumimnata Tricomonas
Etiologi Candida Sp Gardnerella Baginalis Treponema palidum HPV

Trivomonas vaginalis

Gejala

Keluar cairan putih, kental , bregumpal
pH vagina <4,5 
Rasa gatal
Tidak bau 
Disurra

Laki laki : gland penis merah

Cairan homogen putih keabuan
pH > 4,5
tidak ada rasa gatal
bau amims
Clue cell

Klasifikasi :

1. Primer :

  • ada ulkus durum
  • nyeri
  • batas tegas

2. Sekuner 

  • Limpa deropati generalisat 
  • Lesi mukokuran

3. Laten

  • Pemeriksaan reaktif
  • gejala tidak ada

Terdapat erupsi :

  • vili formis (bunga kol, warna kulit  keabuabuan)

Keluar cairan hijau-kuning ada busa

pH >5

eritem, edem

rasa gatal 

strawberry serviks

berbau

Diagnosis

Pemeriksaan mikroskopis :

  • miselium, pseudo hifa
  • spesimen diambil dari kerukan kulit → teteskan KOH

Pemeriksaan Mikroskopis

  • Clue sell (tidak rata bentuknya)

Pemeriksaan pH 
IMF test untuk bau ammisnya
kultur bakteri

Klasifikasi

1. Stadium dini 

  • Primer
  • Sekunder (stadium II)
  • laten 

2. Stadium lanjut

  • tersier 
  • cardilovaskular
  • konginital dini & lanjut
  • jantung
  • pembuluh darah (lesi di aorta)

Pemeriksaan aseta 5% (dioleskan di lesinya + (putih)

coposcopi (subkllinis) gunakan cahaya lensa binokular untuk identifikasi KA

ada bertukar kutil merah / pink

Pemeriksaan mikroskopis :

  • Flagelata
Tatalaksana
  1. Beri kotrimazol 200mg secara intra vagina (selama 3 hari)
  2. mikonazol 200 mg dosis tunggal 500 mg
  3. ketokonazol 200 mg diberir setelah makan pada pagi hari (selama 10 hari
  1. Metronidazol 500 mg (selama 7-10 hari)
  1. Bentazin penisilin 6 2,4 juta IU secara IM
  1. Kemmoterapi : Pedovilin imunoterapi tindakan bedah
  1. Metronidazol 500 mg 2x sehari (selama 7-10 hari 
  2. TInidazol 500 mg 2x selama 7 hari

 

Tatalaksana

Prinsip  
Non-Farmakoterapi  
Farmakoterapi

Tatalaksana :2

  1. Metronidazol 2x500 mg/hari selama 7 hari, ATAU
  2. Metronidazol 2 gram per oral dosis tunggal, ATAU
  3. Obat alternatif: Klindamisin 2x300 mg/hari per oral selama 7 hari

Catatan: Pasien dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi alkohol selama pengobatan dengan metronidazol berlangsung sampai 48 jam sesudahnya untuk menghindari disulfiram-like reaction4

Tatalaksana Lain

 

Respon Terapi  

Prognosis

Prognosis

  • Quo Ad vitam : 
  • Quo Ad functionam : 
  • Quo Ad sanationam : 
Read 1712 times Last modified on Jumat, 16 Juli 2021 03:42

Latest from Mimin

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.

Konsol Debug Joomla!

Sesi

Informasi Profil

Penggunaan Memori

Queri Database